Rabu, 13 Agustus 2014

sejarah Pramuka Dunia(Baden Powel)

Hari ini hari Pramuka, yapp sekolahq ada upacara. dan guru-guru ada rencana berkisah atau bercerita tentang sejarah pramuka dunia, tp gurunya sendiri tidak tahu. maka sebagai pemudi eh pemudi orang muda maksudnya, ak pnya inisiatif buat googling dan nemulah disini bapak-pramuka. alkisah....


Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World) tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.

Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.

Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).

Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
1.     Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
2.     Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
3.     Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di Afrika Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting' pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi pemuda.


Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan. 

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).


Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri.

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan, termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round the World (1935) dll.


Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka Sedunia yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia maupun di Indonesia. Tentang Sejarah Perkambangan Pramuka Dunia, Sejarah Perkembangan Pramuka di Indonesia, dan Daftar Lengkap Buku Karya Baden Powell akan ditulis dalam lain kesempatan.

Selasa, 12 Agustus 2014

RPP Kasih Sayang


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                    :    SDN Plaosan
Mata Pelajaran                   :    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Tema                                   :    Kasih Sayang
Subtema                              :    Kasih sayang Nabi Muhammad saw
Kelas                                    :    I (Satu)
Semester                              :    1 (Ganjil)

A.      Materi Pokok
Kisah keteladanan dan kasih sayang Nabi Muhammad saw

B.       Alokasi Waktu               
1 x 4 jam pelajaran

C.      Tujuan Pembelajaran
Melalui metode inquary learning peserta didik dapat:
1. Menceritakan kisah singkat Nabi Muhammad saw dengan benar;
2. Menyebutkan kasih sayang Nabi Muhammad saw dengan benar;
3.Menjelaskan sikap kasih sayang Nabi Muhammad saw
4. Menunjukkan sikap kasih sayang Nabi Muhammad saw dengan benar.

D.      Kompetensi Dasar         
3.12 Mengetahui kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
4.12 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.

E.       Indikator Pencapaian Kompetensi
3.12.1Menceritakan kisah singkat Nabi Muhammad saw
3.12.2. Menyebutkan kasih sayang Nabi Muhammad saw
4.12.1Menjelaskan sikap kasih sayang Nabi Muhammad saw
4.12.2  Menunjukkan sikap kasih sayang Nabi Muhammad saw

F.       Materi Pembelajaran
Kasih sayang Nabi Muhammad saw
Hari raya Idul Fitri telah tiba. Sejak pagi-pagi sekali, semua orang sibuk mempersiapkan pesta menyambut lebaran. Kota Madinah dipenuhi suasana gembira. Waktu pelaksanaan salalat Id semakin dekat. Tua-muda dengan mengenakan pakaian terbaru mereka pergi menuju lapangan. Anak-anak turut beserta orangtua mereka, bermain dan bercanda di tempat yang agak jauh dari orang dewasa. Suasana di sekitar lapangan semakin semarak dengan aroma wewangian yang melenakan dari pakaian yang melambai-lambai serta saputangan yang berkibar-kibar ditimpa riuh-rendah suara anak-anak yang tiada henti.
Usai salat Id anak-anak tampak sibuk mengucapkan selamat lebaran. Ketika Rasulullah SAW hendak pulang, beliau melihat seorang bocah bertubuh kurus memakai baju compang-camping, duduk sendirian di salah satu sudut lapangan sembari melelehkan air mata.
Rasulullah berjalan menghampiri anak tersebut, dengan penuh kasih sayang mengusap pundaknya dan bertanya, “Mengapa menangis, Nak?”
Si anak dengan marah menyingkirkan tangan Rasulullah dan berkata, “Tinggalkan aku sendiri! Aku sedang berdoa.”
Rasulullah membelai rambut bocah itu dan dengan suara yang penuh kelembutan beliau bertanya kembali, “Katakan padaku, Nak! Apa yang terjadi padamu?”
Bocah itu menyembunyikan wajah di antara kedua lututnya, lalu berkata,” Ayahku terbunuh dalam peperangan. Ibuku sudah nikah lagi dengan orang lain. Harta benda milikku dijarah orang. Aku hidup bersama dengan ibuku, tetapi suaminya yang baru telah mengusirku pergi. Hari ini semua anak-anak sebayaku bercanda dan menari-nari dengan mengenakan pakaian barunya, tetapi diriku? Aku tidak punya makanan yang kumakan dan tidak pula atap yang melindungiku.”
Air mata Rasulullah mulai menetes. Tetapi beliau mencoba untuk tetap tersenyum sembari bertanya, “Jangan bersedih anakku! Aku juga kehilangan ayah dan ibu saat aku masih kecil.”
Si anak menengadahkan kepalanya dan menatap Rasulullah, ia segera mengenali wajah itu dan ia pun merasa sangat malu. Dengan nada penuh kasih Rasulullah berkata, ”Jika aku menjadi ayahmu dan Aisyah menjadi ibumu, dan Fatimah saudaramu, apakah kamu akan merasa bahagia, anakku?” Si anak mengangguk, “Tentu.”
Rasulullah menggandeng tangan anak malang itu dan membawanya ke rumah. Beliau memanggil Aisyah, “Terimalah anak ini sebagai anakmu.” Aisyah memandikan anak itu dengan tangannya sendiri dan memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Setelah memakaikan pakaian padanya, Aisyah berkata, “Sekarang pergilah Nak. Kamu bisa bermain dengan teman-temanmu, dan bila sudah kau rasa cukup, pulanglah.”
Si anak kembali ke lapangan seraya menari kegirangan. Teman-teman sebayanya keheranan melihat perubahan yang tiba-tiba pada dirinya. Mereka menghampirinya dan menanyakan kisahnya. Si anak malang itu menceritakan semua detail peristiwa yang barusan dialaminya bersama Nabi. Mendengar ceritanya, salah seorang temannya berkata dengan wajah cemberut, “Alangkah bahagianya hari ini bila ayah-ayah kita telah meninggal seperti ayahnya.”

G.      MetodePembelajaran
Metode:
1.    TanyaJawab
2.    Inquary learning
3.    Diskusi

H.      Media Pembelajaran
Gambar/ Poster
Multimedia Interaktif/CD Interaktif /Video

I.         Sumber Belajar
Buku PAI dan Budi Pekerti PAI Kls I SD
Buku Kisah 25 nabi dan Rasul

J.        Langkah-langkah Pembelajaran
No.
Kegiatan
Waktu
1.
Pendahuluan
a.     Membuka pembelajaran dengan dengan salam dan berdo’abersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
b.     Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’ansurahpendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c.     Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadirandan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
d.    Guru menyapa peserta didik dengan memperkenalkan diri kepadapeserta didik.
a.     Mengajukan pertanyaan secara komunikatifberkaitan dengan tema kasih sayang dan sub tema kasih sayang Nabi Muhammad saw;
b.     Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai;
c.     Menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menyimak,menanya, berdiskusi, mengkomunikasikan dengan menyampailan, menanggapi dan membuat kesimpulan hasil diskusi

20 menit
2.
Kegiatan Inti
a.    Mengamati
·      mengamati gambar tentang ciptaan AllahSwt melalui tayangan media ICT/gambar
·      Menyimak kisah keteladanan nabi Muhammad saw secara klasikal maupun individual.
·      Mengamati gambar contoh keteladanan Nabi Muhammad saw baik secara klasikal atau individual

b.    Menanya
·      Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang ketelaladanan Nabi Muhammad saw
·      Mengajukan pertanyaan terkait dengan keteladanan Nabi Muhammad saw

c.    Eksperimen/Explore
·      Peserta didik mengemukakan isi gambar tersebut
·      Secara berkelompok mendiskusikan perilaku terpuji yang terdapat pada kisah keteladanan nabi Muhammad saw
·      Secara berpasangan mendiskusikan isi gambar tentang keteladanan Nabi Muhammad saw baik secara klasikal maupun kelompok

d.    Asosiasi
·      diskusi kelompok tentang keteladanan Nabi Muhammad saw secara individual atau kelompok
·      Menguhubungkan kisah keteladanan Nabi Muhammad saw dengan sikap kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari

e.    Komunikasi.
·       
·      Menyampaikan hasil diskusi tentang keteladanan Nabi Muhammad saw secara kelompok
·      Menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonfirmasi, menyanggah)
·      Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru


110 menit
3.
Penutup
a.  Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik yang menguasai materi;
c.  Menyampaikan rencana pembelajaran pada per­temuan berikutnya.

10 menit

K.      Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajarandilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa.Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kema­juan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

Tugas
·      Mengisi rubrik tentang sikap kasih sayang
·      Menceritakan isi gambar tentang bentuk kasih sayang terhadap sesama

Observasi
·      Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasiterait dengan
-       menceritakan isi gambar tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad saw
-       sikap yang ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok

Portofolio
·      Membuat paparan tentang perilaku kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari

Tes
·      Tes dalam bentuk lisan dengan menceritakan isi gambar tentang sikap kasih sayang

Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan mengamati gambar pada kolom “ayo berlatih”.




Rubrik Penilaian


No.
Aspek
*Nilai
1
2
3
4
1
Penguasaanmateri




2
Penguasaannilai-nilai




3
Keaktifan




4
Kesantunan




Catatan :
*4 =  SangatBaik                 3 =  Baik
  2 =  Sedang                       1 =  Kurangbaik
RentangSkor    = Skor Maksimal – Skor Minimal
              =  16 - 4
              =  12/4
              =  3
MK        =   14 - 16
MB         =   11 - 13
MT         =   7 - 10
BT          =   4 -   6

Keterangan:         
BT     :    Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT    :    Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB    :    Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK    :    Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara  konsisten).
Gurudapat mengembangkan soal berikut rubrik dan penskorannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.



Mengetahui,
Kepala SDN Plaosan





…………………………….
Purworejo, ......................................

Guru Mata Pelajaran PAI




……………………………….