IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI) DI SD IT SALSABILA
PURWOREJO
Disusun Oleh:
Nur Rohmah Hayati(1320411166)
Ria Nur Hayati(1320410078)
Diajukan guna memenuhi syarat tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI
KONSENTRASI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah
bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk mengembangkan dan
mengfungsionalkan rohani ( pikir, rasa , karsa , cipta dan budi nurani) manusia
; dan jasmani manusia (pancaindra dan ketrampilan ) agar meningkat wawasan
pengetahuannya, bertambahterampil sebagai bekal keberlangsungan hidup dan
kehidupannya disertai akhlak mulia dan mandiri di tengah masyarakat.[1]
Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan
siswa dalam meyakini, memahami dan mengamalkan islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan.[2]
Dalam proses
pendidikan, kurikulum merupakan seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan
yang di inginkan. Olehkarena itu dalam pengembangannya harus mampu beradaptasi
dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi.[3]
Kurikulum sendiri dalam UU No. 20 tahun 2003 memiliki pengertian sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[4]
Didalam kurikulum juga terdapat rangkaian materi mata pelajaran termasuk
didalamnya ialah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama
kenyataan saat ini menuai beberapa kritik yang tajam karena ketidakmampuannya
dalam menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan masyarakat.[5]
keberhasilan Pendidikan Agama Islam(PAI) di sekolah sangat ditentukan oleh
peran guru dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran.
Munculnya kesenjangan
yang terjadi dilapangan pendidikan, menuntut pemerintah mengembangan kurikulum,
adapun faktor-faktor secara umumnya adalah pertama, tujuan filsafat dan
pendidikan nasional. Kedua, sosial budaya yang berlaku di masyarakat. Ketiga,
perkembangan peserta didik. Keempat, keadaan lingkungan. Kelima,
kebutuhan pembangunan. Keenam, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.[6]
Namun pada perubahan kurikulum KTSP ke dalam kurikulum 2013 pemerintah
menggunakan faktor-faktor diantaranya : Pertama, tantangan internal
seperti perkembangan penduduk. Kedua, tantangan eksternal seperti
globalisasi, perkembangan iptek, dll. Ketiga, penyempurnaan pola pikir. Keempat,
penguatan tata kelola kurikulum. Kelima, penguatan materi.[7]
Berdasarkan faktor yang
melandasi perubahan kurikulum dari KTSP 2006 ke dalam kurikulum 2013 diatas
menunjukkan permasalahan yang cukup signifikan. Namun permasalahannya luasnya
wilayah Indonesia, tidak samanya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah, tidak
samanya kesiapan guru dalam menghadapi perubahan kurikulum, dan sosialisasi
kurikulum yang belum merata, tidak serempak menjadi bagian permasalahan
tersendiri dalam implementasi kurikulum 2013.
Berdasarkan uraian
permasalahan diatas, maka penelitian ini akan membahas bagaimana implementasi
K13 didalam sekolah Islam terpadu di SD IT salsabila Purworejo. Dengan rumusan
masalah penelitian adalah
1.
Bagaimana
implementasi Kurikulum PAI didalam sekolah Islam Terpadu di SD IT Salsabila
Purworejo.
Adapun
cara untuk mengetahuinya yaitu digunakan dengan metode, dan metode itu sendiriadalah
cara kerja yang bersistem untuk untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan sedangkan tentang cara-cara dan langkah
yang tepat untuk menganalisis sesuatu serta menerapkan cara dan langkah-langkah
tertentu. Atau ada yang menyebutnya dengan : the way to obtain the data.[8]
Dilihat dari sumber datanya penelitian ini adalah field research atau
penelitian lapangan. Penelitian lapangan dapat disebut pula penelitian
kualitatif. Senada dengan hal tersebut Lexy J moleong menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, dan dengan cara
mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[9]
Adapun langkah-langkah dan teknik analisis data, secara umum penulis mengadopsi
tulisan Radjasa Mu’tasim, yaitu : Pertama, data dikumpulkan berdasarkan
kerangka berpikir. Kedua, data diseleksi untuk menemukan data yang
relevan dengan focus masalah penelitian, Ketiga, data disusun secara
sistematis supaya mudah dipahami oleh pembaca. Keempat data diberi
penjelasan (interpretasi) sesuai dengan konteks, yaitu dimaknai dengan tafsiran
yang mengarah kepada tujuan penelitian. Kemudian untuk mendapatkan interpretasi
dan kesimpulan yang proposional, diadakan cross check(trianggulasi)
antara data yang didapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.[10]
B.
KTSP dan K13
Kurikulum
menurut Caswell dan Champbell yang dikutip Oemar Hamalik, mereka memberi
pengertian kurikulum menjadi dua yaitu Pertama, kurikulum perspektif
tradisional adalah kurikulum yang lebih menekankan pada mata pelajaran saja
tanpa memperhatikan aspek lain yang mendukung kegiatan peserta didik.guru dalam
pengertian kurikulum ini ditempatkan sebagai sumber utama dan pertama dalam
mendapatkan ilmu atau disebut teacher centered learning. Kedua,
kurikulum perspektif modern yang lebih menekankan pada peserta didik yang tidak lagi berpusat pada guru, kurikulum
modern lebih menekankan pada pengalaman belajar.[11]dalam
PMA No 16 2010, pada pasal 7 ayat 2 berisi bahwa kurikulum pendidikan agama
dikembangkan dengan memperhatikan potensi dan sumber daya lingkungan dan
daerah.
Pengertian kurikulum diatas memberikan pengertian bahwa pembelajaran
dalam kurikulum baik tradisional maupun modern melibatkan beberapa aspek secara
bersamaan. Gagne mengungkapka pendapat seperti yang dikutip oleh E-Mulyasa
yaitu adanya tiga aspek penting yang digunakan guru dalam mengelola
pembelajaran diantaranya aspek
pedagogis, psikologis dan didaktis.[12]
Dari tiga aspek itu dalam pengembangannya dalam kurikulum 2013 dikembangkan
konsep inti K13 yang berisi Bahwa proses
pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu: sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Dan jika didalam KTSP sering disebut kognitif, afektif dan psikomotor. Didalam
implementasinya K.13 menggunakan pendekatan saintifik yaitu pendekatan dengan
kaidah-kaidah ilmiah.
standar kompetensi
lulusan itu sendiri memiliki pengertian kriteria kemampuan yang lulusan yang
mencakup sikap pengetahuan dan ketrampilan. Dan tujuan dari Standar kompetensi
lulusan adalah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan.[13]
Standar Kompetensi
Lulusan SD
SD/MI/SDLB/PAKET A
|
|
Dimensi
|
Kualifikasi Kemampuan
|
Sikap
|
memiliki prilaku yang mencerminkan
sikap orang yang beriman,berakhlak mulia, berilmu, percaya diri,dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam, di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain
|
Pengetahuan
|
memiliki pengetahuan
faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan
dan kenegaraan,dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
Ketrampilan
|
memiliki kemampuan
berfikir dan tindak produktif yang kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan tugas yang ditugaskan kepadanya.
|
C.
SDIT SALSABILA
PURWOREJO
1.
Letak Geografis
Nama Lembaga : SDIT Salsabila 5 Purworejo
Status :
Swasta
Nilai Akreditasi : A (Amat Baik)
NSS/ NIS/ NPSN : 102003060651/ 10051/ 20341050
Alamat : Jalan
Ringroad Selatan Borokulon Bayuurip Purworejo
2.
Sejarah Berdiri
Pendidikan yang bercirikan secara khusus agama adalah strategi yang cocok
untuk anak usia dini. Pendidikan agama yang dimaksud adalah berkaitan dengan
teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan mutaqadimin maupun
mutaakhirin yang dipadukan dengan teori pendidikan modern. Berdasarkan hal
tersebut, maka setelah dikaji bersama Tim Kreatif LPI Salsabila Yayasan SPA
Yogyakarta lahirlah konsep Sekolah Dasar Islam Terpadu Salsabila Purworejo
Konsep pendidikan dan
pembelajaran terpadu dimaksudkan dengan keterpaduan antara sistem pendidikan
Pesantren dengan sisitem Pendidikan umum yang mengintegrasiakan kurikulum
Nasional dengan kurikulum Yayasan. Hal ini menjadi suatu keyakinan, bahwa
sistem pendidikan seperti inilah yang Insya Allah akan menghasilkan pribadi
yang seimbang, baik pada aspek kognitif, afektif, psimotorik maupun
spiritualnya.
Berdasarkan rumusan yang
telah ada, maka pada bulan Mei 2005 SDIT Salsabila Purworejo secara resmi
dibentuk oleh Yayasan Silaturahim Pecinta Anak-Anak (SPA) Yogyakarta. Sejak
saat itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk membesarkan lembaga pendidikan
ini agar dikenal oleh masyarakat sekitar.
3.
Visi-Misi SD IT Salsabila Purworejo
a. Visi
:
Visi Kelembagaan Menjadikan SDIT Salsabila
Purworejo sebagai sekolah yang unggul, terdepan, dan terpandang. Visi
Kependidikan Mewujudkan pribadi siswa yang cakap, cendekia dan berakhlak mulia
b.
Misi :
1)
Meningkatkan
pola pendidikan yang : Unggul dalam keilmuan dan pengalaman Terdepan dalam
perjuangan Terpandang dalam pancaran akhlakul karimah
2)
Meningkatkan
potensi intelektual siswa sehingga mampu mengikuti laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip ajaran
Islam.
3)
Membangkitkan
potensi kemandirian siswa dengan mengembangkan dasar-dasar kecakapan hidup,
kewirausahaan dan etos kerja.
4)
Menanamkan
disiplin dalam segala aspek kehidupan.
4. Tujuan SD IT salsabila 5 Purworejo
a. Mewujudkan
lembaga pendidikan Islam dengan mengedepankan IQ, EQ, SQ.
b. Membentuk
kader-kader agama dan bangsa yang mantap aqidahnya, cerdas otaknya, mulia
akhlaknya, bugar badannya, cekatan cara kerjanya, serta tinggi kepedulian
sosialnya, dengan rician karakter sebagai berikut:
1) Memiliki aqidah yang lurus dan benar
2) Melakukan
ibadah yang benar
3) Memiliki
akhlak matang dan terpuji
4) Memiliki
kemandirian yang baik
5) Memiliki
wawasan berfikir yang luas dan daya kritis
6) Memiliki
badan yang sehat dan kuat
7) Memiliki
kesungguhan
8) Hidup
teratur
9) Cermat
terhadap waktu
10) Bermanfaat
bagi sesama.
5. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran SD IT salsabila 5 Purworejo, dilengkapi sarana-prasarana yang
cukup lengkap.
a. Ruang
kelas sejumlah 12 ruangan
b. Dapur
c. Lapangan
olahraga
d. Laboratorium
agama(sedang membangun masjid)
e. Marching
band
f. Ruang
guru
g. Ruang
TU,
h. Ruang
UKS
i.
Ruang Lab. dll.
Dari
sarana dan prasarana tersebut terdapat penunjang pelajaran yang paling penting
adalah tenaga pendidik yang mencukupi yaitu berjumlah 49 yang diantaranya
terdapat tenaga pendidik tetap yang berjumlah 29.
6.
Keadaan
Guru SD IT Salsabila
Pendidik
adalah orang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
pendidikan yang dicita-citakan.[14]
Guru juga bertugas dan bertanggung jawab yakni : pertama, sebagai
pengajar. Kedua, Sebagai pembimbing. Ketiga, sebagai
administrator kelas. Keempat, pengembang kurikulum. Kelima,
mengembangkan profesi diri. Keenam, membina hubungan dengan masyarakat.[15]
di dalam lingkungan sekolah guru juga memiliki beberapa peran, diantaranya
yaitu perancang, penggerak, evaluator dan motivator. Berikut daftar tabel guru
yang mengajar di SD IT Salsabila Purworejo:
Profil Guru dan Karyawan
NO
|
NAMA
|
PENDIDKAN TERAKHIR
|
JABATAN
|
1
|
WUNTAT WAWAN SEMBODO, S.Ag.
|
STRATA 1
|
KEPALA SEKOLAH
|
2
|
NUR SIDIK, S.Pd.I.M.A
|
STRATA 2
|
WAKA SEKOLAH
|
3
|
ARI SETYORINI, SH.
|
STRATA 1
|
GURU MAPEL
|
4
|
MUNAFSIYAH, SS.
|
STRATA 1
|
GURU KELAS
|
5
|
SRI HARTATIK, S.Sos.I.
|
STRATA 1
|
GURU KELAS
|
6
|
SURYATI, S.Ag.
|
STRATA 1
|
GURU KELAS
|
7
|
RISA PANGESTUTI, S.Pd.
|
STRATA 1
|
GURU KELAS
|
8
|
TANSRI SYAFI'I, S.Pd.
|
STRATA 1
|
GURU MAPEL
|
9
|
Rr. SINTA AMARAWATI, S.Pd.T.
|
STRATA 1
|
GURU KELAS
|
10
|
MUSLIMAN, S.Pd.I.
|
STRATA 1
|
GURU KELAS
|
11
|
EFRILIA HERAWATI
|
STRATA 1
|
GURU KELAS
|
12
|
ALIT RAHMAT PRIANTO, S.Sn.I
|
STRATA 1
|
GURU PENJASKES
|
13
|
ARIYATI
|
DIPLOMA
|
BENDAHARA
|
14
|
KHAIRUL MUSLIMIN
|
STRATA 1
|
ADMINISTRASI
|
15
|
DWI PRASETYO, S.Pd
|
STRATA 1
|
GURU BAHASA INGGRIS
|
16
|
ABDUL QODIR
|
STRATA 1
|
GURU BANTU
|
17
|
MUCHANIFAN
|
SMA
|
GURU BANTU
|
18
|
KASINI
|
SMA
|
GURU EKSTRAKURIKULER DRUM BAND
|
19
|
SAMSUL
|
STRATA 1
|
GURU EKSTRAKURIKULER REBANA DAN NASYID
|
20
|
ADI WIBOWO
|
SMA
|
GURU EKSTRAKURIKULER FOOTSAL
|
21
|
MULYADI
|
STRATA 1
|
GURU EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT
|
22
|
RUWAIDAH
|
SMA
|
JURU MASAK
|
23
|
IMAM
|
STRATA 1
|
GURU LUKIS
|
24
|
FARIDA, SE
|
STRATA 1
|
JURU MASAK
|
25
|
SL. HARIANTO
|
SMA
|
SOPIR
|
26
|
NGATIJAN
|
STM
|
PENJAGA SEKOLAH
|
27
|
DEDEN HAMSA, S. Sos.I
|
STRATA 1
|
Direktur
Salsabila Training Center
|
D. PELAKSANAAN KURIKULUM PAI SD IT SALSABILA
Kurikulum dalam pendidikan menempati
posisi yang menentukan. Ibarat tubuh kurikulum merupakan jantungnya pendidikan
dan merupakan landasan, yang dijadikan pedoman bagi pengembangan kemampuan
peserta didik secara optimal sesuai tantangan perkembangan masyarakat.[16] Kurikulum bukanlah sekedar kumpulan materi yang diberikan dalam jangka
waktu tertentu kepada anak didik, namun kurikulum disini meliputi material dan
pengalaman belajar di sekolah, jadi seluruh aktivitas dan apa saja yang dapat
diindera oleh anak adalah kurikulum
Material kurikulum yang digunakan di
SDIT salsabila Purworejo adalah kurikulum departemen Pendidikan Nasional,
Departemen Agama dan kurikulum Yayasan yang kemudian dimodifikasi oleh dewan
guru dan Tim Kreatif LPI Salsabila SPA Yogyakarta. Sehingga tersusunlah sebuah
kurikulum yang integrated dan komprehensif, yang menjadi pedoman pengembangan
SDIT Salsabila Purworejo.Selain itu, materi kurikulum yang dikembangkan pun
mengacu pada kompetensi siswa berdasarkan delapan kecerdasan manusia (Multiple
Intelligence) dengan mengintegrasikan dimensi agama (Iman, Islam, Ihsan). [17]
berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa SD IT Salsabila berbeda dengan
dengan mayoritas sekolah di Purworejo yang kembali di kurikulum KTSP sesuai
arahan dari mentri pendidikan Anies Baswedan, tetapi SD IT Salsabila tetap
berlanjut menggunakan kurikulum K13 pada
semester genap dan seterusnya.[18]
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum menurut kearifan guru dalam
menciptakan dan menumbuhkembangkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana
yang telah diprogramkan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru
harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil belajar.[19]
Serta penggunaan media pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas atau
diluar kelas sesuai kondisi yang tepat agar peserta didik dapat memperoleh
hasil belajar secara maksimal.[20]
a. Mengelola ruang kelas dan lingkungan
Pengelolaan
ruang kelas dalam proses pembelajaran PAI merupakan salah satu cara untuk
mendapatkn hasil sesuai yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara selama
penelitian seperti apa yang disampaikan oleh bapak Musliman;
“pengelolaan ruang kelas di SD IT
Salsabila, pengelolaan ruang kelas SD IT salsabila Purworejo sudah sangat baik,
dapat mendorong terciptanya pembelajaran yang
efektif. Metode dan strategi pembelajaran yang digunakan SD IT salsabila
Purworejo sudah disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan guru
kepada peserta didik. Penataan kursi pun disesuaikan dengan metode yang digunakan
oleh guru, seperti penataan kursi metode diskusi tentu berbeda dengen metode
ceramah, sosiodrama, dsb.” .[21]
Dilihat
dari kondisi ruang kelas, kapasitas ruang kelas di SD IT Purworejo diisi hanya
20-30 siswa. Sebagaimana diketahui model pembelajaran baik KTSP maupun K13 dapat dilaksanakan didalam dan di luar kelas.
Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,
seperti pemanfaatan masjid/mushola atau yang lainnya. Pemanfaatan sumber
belajar seperti laboratorium agama, atau sering dikenal dengan mushola atau
masjid di SD IT Salsabila sudah cukup maksimal. Materi pelajaran yang dapat
dilaksanakan didalam laboratorium agama dilaksanakan dalam laboratorium agama,
seperti materi wudhu, shalat, dan lain sebagainya.
Didalam
SD IT salsabila guru itu dibagi dalam beberapa bagian yaitu guru tetap, guru
tidak tetap, guru bantu. Didalam SD IT yang berbeda dr sekolah pada umumnya
yaitu ada itu wali kelas yang merupakan guru mapel, jd setiap guru mapel hanya
mengajar skitar 2-3 kelas dan memegang 1 wali kelas. Guru bantu adalah guru
seperti program pemerintah kabupaten purworejo yaitu ekstrakurikuler tuntas
baca tulis Al Qur’an(TBTQ), rebana, dan
ekstrakurikuler lainnya.
b. Mengelola Peserta didik
Pengelolaan
peserta didik merupakan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kemempuan
dan kecepatab peserta didik yang tidak sama. Pengelolaan peserta didik pertama
dilakukan dengan prinsinp PAI yaitu humanisasi peserta didik, yaitu tidak
diberlakukannya kelas pandai dan kelas bodoh, yang dilakukan dalam SD IT
salsabila adalah saling membantu, membersamakan dalam kebaikan antar peserta
didik. Secara teknis pemilihan metode yang dipilih guru juga sangat membantu
peserta didik terlibat aktif, bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. guru
juga memperhatikan perbedaan individual peseta didik, dengan menumbuhkan rasa
saling pengertian guru dapat memahamkan siswa perbedaan-perbedaan dalam Islam,
bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil ‘alamin. seperti apa yang disampaikan
dengan bapak Musliman:
“guru di SD IT salsabila sangat
demoktaris, guru juga tidak membedakan mana siswa NU dan Siswa Muhammadiyah,
semua bagi SD IT salsabila sama tidak dibeda-bedakan, guru sendiri banyak yang
basicnya NU dan muridnya muhammadiyah tetapi tidak ada perbedaan tidak ada
permasalahan.[22]
c. Mengelola strategi dan Metode Pembelajaran
Dalam
kurikulum KTSP / K13 peserta didik dituntut untuk aktif dalam belajar dan
membangun pengetahuan dengan pengalaman belajarnya, guru dituntut mampu
mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga diharapkan peserta
didik mampu belajar dengan menemukan sendiri.
Berdasarkan
data hasil penelitian, metode pembelajaran yang digunakan guru PAI di SD IT
Salsabila Purworejo, sudah sangat beragam dan berusaha semaksimal mungkin
meningkatkan keaktifan siswa, usaha ini dilakukan dengan adanya perbedaan
strategi disetiap RPP yang disesuaikn dg materi pelajaran yang akan diterima
siswa, dan tidak ada perbedaan mendasar didalam penerapan strategi dan metode
antara KTSP dan K13, karena menurut narasumber wawancara penelitian ini di KTSP
pun ada pendidikan karakter yang bisa dikatakan sama dengan budi pekerti.
2. Ekstrakurikuler penunjang PAI
Kegiatan
ekstrakurikuler sangat bermanfaat guna mengembangkan religiusitas dan
mensukseskan pembelajaran PAI. Adapun kegiatan-kegiatan penunjang keberhasilan
pelajaran PAI yang dilaksanakan didalam SD IT salsabila diantaranya adalah
a. Kaligrafi/Khot : pelatih bpk musliman setiap hari
sabtu
b. TBTQ
kelas 1 dan 2 : pengajar ialah guru
bantu diantaranya adalah bpk jalaludin, ibu priyatini, Doyo Riyono, bpk Amat
Khafidz.
c. Qiroah
: Syamsudin Hidayat
d. Dacil
: Sri Hartatik
e. Rebana
: Anam Ulinnaja.
Serta
masih ada kegiatan penunjang lainnya yang sangat bermanfaat guna menunjang
kesuksesan pelaksanaan pembelajaran PAI di dalam SD IT Salsabila Purworejo
diantaranya:
a. Pesantren
Ramadhan
b. Mabit
c. Bakti
sosial
d. Manasik
haji for kids
e. PHBI(Peringatan
Hari Besar Islam
f. Pentas
Seni
g. Sholat
Duha
h. Tadarus
i.
Sholat Dzuhur
E. Penilaian
Standar
penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian peserta didik.[23]
Penilaian pendidikan dalam K13 mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah.[24]
Secara teknis
kegiatan penilaian pembelajaran dalam SD IT salsabila purworejo, mengacu pada
sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Pelaksanaan penilaian dilaksanakan
terencana dalam suasana, kondusif, tenang, dan nyaman sehingga siswa tidak
depresi. KKM yang diterapkan pada K13 SD IT Salsabila purworejo adalah 76.
Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian baik itu penilaian KD,
UTS, UAS dikembalikan kepada peserta didik dengan tujuan: pertama,
mengetahui kemajuan hasil belajarnya. Kedua, mengetahui kompetensi yang
belum dan sudah dicapai. Ketiga, dapat memotivasi siswa SD IT salsabila
untuk belajar lebih baik. Keempat, Memperbaiki strategi belajar.
Dan dalam
penilaian sikap SD IT Salsabila menggunakan jurnal dan Pohon disiplin, dimana
peserta yang datang lebih awal, mengumpulkan tugas benar cepat dan diawal
berhak memasang nama pertama kali dipohon disiplin, sehingga dapat diketahui
siapa siswa yang terakhir memasang nama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar