Rabu, 14 Januari 2015

Kurikulum SD IT Salsabila Purworejo



IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI) DI SD IT SALSABILA PURWOREJO


Disusun Oleh:
Nur Rohmah Hayati(1320411166)
Ria Nur Hayati(1320410078)

Diajukan guna memenuhi syarat tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI


KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang  kepada orang lain untuk mengembangkan dan mengfungsionalkan rohani ( pikir, rasa , karsa , cipta dan budi nurani) manusia ; dan jasmani manusia (pancaindra dan ketrampilan ) agar meningkat wawasan pengetahuannya, bertambahterampil sebagai bekal keberlangsungan hidup dan kehidupannya disertai akhlak mulia dan mandiri di tengah masyarakat.[1] Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan siswa dalam meyakini, memahami dan mengamalkan islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan.[2]
Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan. Olehkarena itu dalam pengembangannya harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi.[3] Kurikulum sendiri dalam UU No. 20 tahun 2003 memiliki pengertian sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[4] Didalam kurikulum juga terdapat rangkaian materi mata pelajaran termasuk didalamnya ialah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama kenyataan saat ini menuai beberapa kritik yang tajam karena ketidakmampuannya dalam menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan masyarakat.[5] keberhasilan Pendidikan Agama Islam(PAI) di sekolah sangat ditentukan oleh peran guru dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran.
Munculnya kesenjangan yang terjadi dilapangan pendidikan, menuntut pemerintah mengembangan kurikulum, adapun faktor-faktor secara umumnya adalah pertama, tujuan filsafat dan pendidikan nasional. Kedua, sosial budaya yang berlaku di masyarakat. Ketiga, perkembangan peserta didik. Keempat, keadaan lingkungan. Kelima, kebutuhan pembangunan. Keenam, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[6] Namun pada perubahan kurikulum KTSP ke dalam kurikulum 2013 pemerintah menggunakan faktor-faktor diantaranya : Pertama, tantangan internal seperti perkembangan penduduk. Kedua, tantangan eksternal seperti globalisasi, perkembangan iptek, dll. Ketiga, penyempurnaan pola pikir. Keempat, penguatan tata kelola kurikulum. Kelima, penguatan materi.[7]
Berdasarkan faktor yang melandasi perubahan kurikulum dari KTSP 2006 ke dalam kurikulum 2013 diatas menunjukkan permasalahan yang cukup signifikan. Namun permasalahannya luasnya wilayah Indonesia, tidak samanya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah, tidak samanya kesiapan guru dalam menghadapi perubahan kurikulum, dan sosialisasi kurikulum yang belum merata, tidak serempak menjadi bagian permasalahan tersendiri dalam implementasi kurikulum 2013.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penelitian ini akan membahas bagaimana implementasi K13 didalam sekolah Islam terpadu di SD IT salsabila Purworejo. Dengan rumusan masalah penelitian adalah
1.                  Bagaimana implementasi Kurikulum PAI didalam sekolah Islam Terpadu di SD IT Salsabila Purworejo.
            Adapun cara untuk mengetahuinya yaitu digunakan dengan metode, dan metode itu sendiriadalah cara kerja yang bersistem untuk untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan sedangkan tentang cara-cara dan langkah yang tepat untuk menganalisis sesuatu serta menerapkan cara dan langkah-langkah tertentu. Atau ada yang menyebutnya dengan : the way to obtain the data.[8] Dilihat dari sumber datanya penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan dapat disebut pula penelitian kualitatif. Senada dengan hal tersebut Lexy J moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[9] Adapun langkah-langkah dan teknik analisis data, secara umum penulis mengadopsi tulisan Radjasa Mu’tasim, yaitu : Pertama, data dikumpulkan berdasarkan kerangka berpikir. Kedua, data diseleksi untuk menemukan data yang relevan dengan focus masalah penelitian, Ketiga, data disusun secara sistematis supaya mudah dipahami oleh pembaca. Keempat data diberi penjelasan (interpretasi) sesuai dengan konteks, yaitu dimaknai dengan tafsiran yang mengarah kepada tujuan penelitian. Kemudian untuk mendapatkan interpretasi dan kesimpulan yang proposional, diadakan cross check(trianggulasi) antara data yang didapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.[10]
B.                 KTSP dan K13
            Kurikulum menurut Caswell dan Champbell yang dikutip Oemar Hamalik, mereka memberi pengertian kurikulum menjadi dua yaitu Pertama, kurikulum perspektif tradisional adalah kurikulum yang lebih menekankan pada mata pelajaran saja tanpa memperhatikan aspek lain yang mendukung kegiatan peserta didik.guru dalam pengertian kurikulum ini ditempatkan sebagai sumber utama dan pertama dalam mendapatkan ilmu atau disebut teacher centered learning. Kedua, kurikulum perspektif modern yang lebih menekankan pada peserta didik  yang tidak lagi berpusat pada guru, kurikulum modern lebih menekankan pada pengalaman belajar.[11]dalam PMA No 16 2010, pada pasal 7 ayat 2 berisi bahwa kurikulum pendidikan agama dikembangkan dengan memperhatikan potensi dan sumber daya lingkungan dan daerah.
            Pengertian kurikulum diatas memberikan pengertian bahwa pembelajaran dalam kurikulum baik tradisional maupun modern melibatkan beberapa aspek secara bersamaan. Gagne mengungkapka pendapat seperti yang dikutip oleh E-Mulyasa yaitu adanya tiga aspek penting yang digunakan guru dalam mengelola pembelajaran diantaranya aspek  pedagogis, psikologis dan didaktis.[12] Dari tiga aspek itu dalam pengembangannya dalam kurikulum 2013 dikembangkan konsep  inti K13 yang berisi Bahwa proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu: sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Dan jika didalam KTSP sering disebut kognitif, afektif dan psikomotor. Didalam implementasinya K.13 menggunakan pendekatan saintifik yaitu pendekatan dengan kaidah-kaidah ilmiah.
            standar kompetensi lulusan itu sendiri memiliki pengertian kriteria kemampuan yang lulusan yang mencakup sikap pengetahuan dan ketrampilan. Dan tujuan dari Standar kompetensi lulusan adalah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan.[13]


Standar Kompetensi Lulusan SD
SD/MI/SDLB/PAKET A
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Sikap
memiliki prilaku yang mencerminkan sikap orang yang beriman,berakhlak mulia, berilmu, percaya diri,dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain
Pengetahuan
memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan dan kenegaraan,dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Ketrampilan
memiliki kemampuan berfikir dan tindak produktif yang kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan tugas yang ditugaskan kepadanya.
C.                SDIT SALSABILA PURWOREJO  
1.        Letak Geografis
Nama Lembaga                        : SDIT Salsabila 5 Purworejo
Status                           : Swasta
Nilai Akreditasi                        : A (Amat Baik)
NSS/ NIS/ NPSN                      : 102003060651/ 10051/ 20341050
Alamat                         : Jalan Ringroad Selatan Borokulon Bayuurip Purworejo
2.      Sejarah Berdiri
                        Pendidikan yang bercirikan secara khusus agama adalah strategi yang cocok untuk anak usia dini. Pendidikan agama yang dimaksud adalah berkaitan dengan teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan mutaqadimin maupun mutaakhirin yang dipadukan dengan teori pendidikan modern. Berdasarkan hal tersebut, maka setelah dikaji bersama Tim Kreatif LPI Salsabila Yayasan SPA Yogyakarta lahirlah konsep Sekolah Dasar Islam Terpadu Salsabila Purworejo
                        Konsep pendidikan dan pembelajaran terpadu dimaksudkan dengan keterpaduan antara sistem pendidikan Pesantren dengan sisitem Pendidikan umum yang mengintegrasiakan kurikulum Nasional dengan kurikulum Yayasan. Hal ini menjadi suatu keyakinan, bahwa sistem pendidikan seperti inilah yang Insya Allah akan menghasilkan pribadi yang seimbang, baik pada aspek kognitif, afektif, psimotorik maupun spiritualnya.
                        Berdasarkan rumusan yang telah ada, maka pada bulan Mei 2005 SDIT Salsabila Purworejo secara resmi dibentuk oleh Yayasan Silaturahim Pecinta Anak-Anak (SPA) Yogyakarta. Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk membesarkan lembaga pendidikan ini agar dikenal oleh masyarakat sekitar.
3.      Visi-Misi SD IT Salsabila Purworejo
a.       Visi :
 Visi Kelembagaan Menjadikan SDIT Salsabila Purworejo sebagai sekolah yang unggul, terdepan, dan terpandang. Visi Kependidikan Mewujudkan pribadi siswa yang cakap, cendekia dan berakhlak mulia
b.      Misi :
1)        Meningkatkan pola pendidikan yang : Unggul dalam keilmuan dan pengalaman Terdepan dalam perjuangan Terpandang dalam pancaran akhlakul karimah
2)        Meningkatkan potensi intelektual siswa sehingga mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip ajaran Islam.
3)        Membangkitkan potensi kemandirian siswa dengan mengembangkan dasar-dasar kecakapan hidup, kewirausahaan dan etos kerja.
4)        Menanamkan disiplin dalam segala aspek kehidupan.
4.      Tujuan SD IT salsabila 5 Purworejo
a.       Mewujudkan lembaga pendidikan Islam dengan mengedepankan IQ, EQ, SQ.
b.      Membentuk kader-kader agama dan bangsa yang mantap aqidahnya, cerdas otaknya, mulia akhlaknya, bugar badannya, cekatan cara kerjanya, serta tinggi kepedulian sosialnya, dengan rician karakter sebagai berikut:
1)       Memiliki aqidah yang lurus dan benar
2)      Melakukan ibadah yang benar
3)      Memiliki akhlak matang dan terpuji
4)      Memiliki kemandirian yang baik
5)      Memiliki wawasan berfikir yang luas dan daya kritis
6)      Memiliki badan yang sehat dan kuat
7)      Memiliki kesungguhan
8)      Hidup teratur
9)      Cermat terhadap waktu
10)  Bermanfaat bagi sesama.
5.      Sarana dan Prasarana
            Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran SD IT salsabila 5 Purworejo, dilengkapi sarana-prasarana yang cukup lengkap.
a.       Ruang kelas sejumlah 12 ruangan
b.      Dapur
c.       Lapangan olahraga
d.      Laboratorium agama(sedang membangun masjid)
e.       Marching band
f.       Ruang guru
g.      Ruang TU,
h.      Ruang UKS
i.        Ruang Lab. dll.
                        Dari sarana dan prasarana tersebut terdapat penunjang pelajaran yang paling penting adalah tenaga pendidik yang mencukupi yaitu berjumlah 49 yang diantaranya terdapat tenaga pendidik tetap yang berjumlah 29.

6.        Keadaan Guru SD IT Salsabila
                        Pendidik adalah orang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.[14] Guru juga bertugas dan bertanggung jawab yakni : pertama, sebagai pengajar. Kedua, Sebagai pembimbing. Ketiga, sebagai administrator kelas. Keempat, pengembang kurikulum. Kelima, mengembangkan profesi diri. Keenam, membina hubungan dengan masyarakat.[15] di dalam lingkungan sekolah guru juga memiliki beberapa peran, diantaranya yaitu perancang, penggerak, evaluator dan motivator. Berikut daftar tabel guru yang mengajar di SD IT Salsabila Purworejo:
Profil Guru dan Karyawan

NO
NAMA
PENDIDKAN TERAKHIR
JABATAN
1
WUNTAT WAWAN SEMBODO, S.Ag.
STRATA 1
KEPALA SEKOLAH
2
NUR SIDIK, S.Pd.I.M.A
STRATA 2
WAKA SEKOLAH
3
ARI SETYORINI, SH.
STRATA 1
GURU MAPEL
4
MUNAFSIYAH, SS.
STRATA 1
GURU KELAS
5
SRI HARTATIK, S.Sos.I.
STRATA 1
GURU KELAS
6
SURYATI, S.Ag.
STRATA 1
GURU KELAS
7
RISA PANGESTUTI, S.Pd.
STRATA 1
GURU KELAS
8
TANSRI SYAFI'I, S.Pd.
STRATA 1
GURU MAPEL
9
Rr. SINTA AMARAWATI, S.Pd.T.
STRATA 1
GURU KELAS
10
MUSLIMAN, S.Pd.I.
STRATA 1
GURU KELAS
11
EFRILIA HERAWATI
STRATA 1
GURU KELAS
12
ALIT RAHMAT PRIANTO, S.Sn.I
STRATA 1
GURU PENJASKES
13
ARIYATI
DIPLOMA
BENDAHARA
14
KHAIRUL MUSLIMIN
STRATA 1
ADMINISTRASI
15
DWI PRASETYO, S.Pd
STRATA 1
GURU BAHASA INGGRIS
16
ABDUL QODIR
STRATA 1
GURU BANTU
17
MUCHANIFAN
SMA
GURU BANTU
18
KASINI
SMA
GURU EKSTRAKURIKULER DRUM BAND
19
SAMSUL
STRATA 1
GURU EKSTRAKURIKULER REBANA DAN NASYID
20
ADI WIBOWO
SMA
GURU EKSTRAKURIKULER FOOTSAL
21
MULYADI
STRATA 1
GURU EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT
22
RUWAIDAH
SMA
JURU MASAK
23
IMAM
STRATA 1
GURU LUKIS
24
FARIDA, SE
STRATA 1
JURU MASAK
25
SL. HARIANTO
SMA
SOPIR
26
NGATIJAN
STM
PENJAGA SEKOLAH
27 
DEDEN HAMSA, S. Sos.I
STRATA 1
Direktur Salsabila Training Center

D.    PELAKSANAAN KURIKULUM PAI SD IT SALSABILA
      Kurikulum dalam pendidikan menempati posisi yang menentukan. Ibarat tubuh kurikulum merupakan jantungnya pendidikan dan merupakan landasan, yang dijadikan pedoman bagi pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal sesuai tantangan perkembangan masyarakat.[16] Kurikulum bukanlah sekedar kumpulan materi yang diberikan dalam jangka waktu tertentu kepada anak didik, namun kurikulum disini meliputi material dan pengalaman belajar di sekolah, jadi seluruh aktivitas dan apa saja yang dapat diindera oleh anak adalah kurikulum
      Material kurikulum yang digunakan di SDIT salsabila Purworejo adalah kurikulum departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan kurikulum Yayasan yang kemudian dimodifikasi oleh dewan guru dan Tim Kreatif LPI Salsabila SPA Yogyakarta. Sehingga tersusunlah sebuah kurikulum yang integrated dan komprehensif, yang menjadi pedoman pengembangan SDIT Salsabila Purworejo.Selain itu, materi kurikulum yang dikembangkan pun mengacu pada kompetensi siswa berdasarkan delapan kecerdasan manusia (Multiple Intelligence) dengan mengintegrasikan dimensi agama (Iman, Islam, Ihsan). [17] berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa SD IT Salsabila berbeda dengan dengan mayoritas sekolah di Purworejo yang kembali di kurikulum KTSP sesuai arahan dari mentri pendidikan Anies Baswedan, tetapi SD IT Salsabila tetap berlanjut menggunakan  kurikulum K13 pada semester genap dan seterusnya.[18]
1.      Pelaksanaan Pembelajaran
     Pelaksanaan pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum menurut kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkembangkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.[19] Serta penggunaan media pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas atau diluar kelas sesuai kondisi yang tepat agar peserta didik dapat memperoleh hasil belajar secara maksimal.[20]
a.      Mengelola ruang kelas dan lingkungan
           Pengelolaan ruang kelas dalam proses pembelajaran PAI merupakan salah satu cara untuk mendapatkn hasil sesuai yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian seperti apa yang disampaikan oleh bapak Musliman;
“pengelolaan ruang kelas di SD IT Salsabila, pengelolaan ruang kelas SD IT salsabila Purworejo sudah sangat baik, dapat mendorong terciptanya pembelajaran yang  efektif. Metode dan strategi pembelajaran yang digunakan SD IT salsabila Purworejo sudah disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan guru kepada peserta didik. Penataan kursi pun disesuaikan dengan metode yang digunakan oleh guru, seperti penataan kursi metode diskusi tentu berbeda dengen metode ceramah, sosiodrama, dsb.” .[21]
           Dilihat dari kondisi ruang kelas, kapasitas ruang kelas di SD IT Purworejo diisi hanya 20-30 siswa. Sebagaimana diketahui model pembelajaran baik KTSP maupun K13  dapat dilaksanakan didalam dan di luar kelas. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, seperti pemanfaatan masjid/mushola atau yang lainnya. Pemanfaatan sumber belajar seperti laboratorium agama, atau sering dikenal dengan mushola atau masjid di SD IT Salsabila sudah cukup maksimal. Materi pelajaran yang dapat dilaksanakan didalam laboratorium agama dilaksanakan dalam laboratorium agama, seperti materi wudhu, shalat, dan lain sebagainya.
           Didalam SD IT salsabila guru itu dibagi dalam beberapa bagian yaitu guru tetap, guru tidak tetap, guru bantu. Didalam SD IT yang berbeda dr sekolah pada umumnya yaitu ada itu wali kelas yang merupakan guru mapel, jd setiap guru mapel hanya mengajar skitar 2-3 kelas dan memegang 1 wali kelas. Guru bantu adalah guru seperti program pemerintah kabupaten purworejo yaitu ekstrakurikuler tuntas baca tulis Al Qur’an(TBTQ),  rebana, dan ekstrakurikuler lainnya.
b.      Mengelola Peserta didik
           Pengelolaan peserta didik merupakan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kemempuan dan kecepatab peserta didik yang tidak sama. Pengelolaan peserta didik pertama dilakukan dengan prinsinp PAI yaitu humanisasi peserta didik, yaitu tidak diberlakukannya kelas pandai dan kelas bodoh, yang dilakukan dalam SD IT salsabila adalah saling membantu, membersamakan dalam kebaikan antar peserta didik. Secara teknis pemilihan metode yang dipilih guru juga sangat membantu peserta didik terlibat aktif, bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. guru juga memperhatikan perbedaan individual peseta didik, dengan menumbuhkan rasa saling pengertian guru dapat memahamkan siswa perbedaan-perbedaan dalam Islam, bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil ‘alamin. seperti apa yang disampaikan dengan bapak Musliman:
“guru di SD IT salsabila sangat demoktaris, guru juga tidak membedakan mana siswa NU dan Siswa Muhammadiyah, semua bagi SD IT salsabila sama tidak dibeda-bedakan, guru sendiri banyak yang basicnya NU dan muridnya muhammadiyah tetapi tidak ada perbedaan tidak ada permasalahan.[22]

c.       Mengelola strategi dan Metode Pembelajaran
           Dalam kurikulum KTSP / K13 peserta didik dituntut untuk aktif dalam belajar dan membangun pengetahuan dengan pengalaman belajarnya, guru dituntut mampu mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga diharapkan peserta didik mampu belajar dengan menemukan sendiri.
           Berdasarkan data hasil penelitian, metode pembelajaran yang digunakan guru PAI di SD IT Salsabila Purworejo, sudah sangat beragam dan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan keaktifan siswa, usaha ini dilakukan dengan adanya perbedaan strategi disetiap RPP yang disesuaikn dg materi pelajaran yang akan diterima siswa, dan tidak ada perbedaan mendasar didalam penerapan strategi dan metode antara KTSP dan K13, karena menurut narasumber wawancara penelitian ini di KTSP pun ada pendidikan karakter yang bisa dikatakan sama dengan budi pekerti.

2.      Ekstrakurikuler penunjang PAI
     Kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat guna mengembangkan religiusitas dan mensukseskan pembelajaran PAI. Adapun kegiatan-kegiatan penunjang keberhasilan pelajaran PAI yang dilaksanakan didalam SD IT salsabila diantaranya adalah
a.       Kaligrafi/Khot            : pelatih bpk musliman setiap hari sabtu
b.      TBTQ kelas 1 dan 2   : pengajar ialah guru bantu diantaranya adalah bpk jalaludin, ibu priyatini, Doyo Riyono, bpk Amat Khafidz.
c.       Qiroah                        : Syamsudin Hidayat
d.      Dacil                           : Sri Hartatik
e.       Rebana                       : Anam Ulinnaja.
     Serta masih ada kegiatan penunjang lainnya yang sangat bermanfaat guna menunjang kesuksesan pelaksanaan pembelajaran PAI di dalam SD IT Salsabila Purworejo diantaranya:
a.       Pesantren Ramadhan
b.      Mabit
c.       Bakti sosial
d.      Manasik haji for kids
e.       PHBI(Peringatan Hari Besar Islam
f.       Pentas Seni
g.      Sholat Duha
h.      Tadarus
i.        Sholat Dzuhur
E.     Penilaian
      Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian peserta didik.[23] Penilaian pendidikan dalam K13 mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah.[24]
Secara teknis kegiatan penilaian pembelajaran dalam SD IT salsabila purworejo, mengacu pada sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Pelaksanaan penilaian dilaksanakan terencana dalam suasana, kondusif, tenang, dan nyaman sehingga siswa tidak depresi. KKM yang diterapkan pada K13 SD IT Salsabila purworejo adalah 76. Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian baik itu penilaian KD, UTS, UAS dikembalikan kepada peserta didik dengan tujuan: pertama, mengetahui kemajuan hasil belajarnya. Kedua, mengetahui kompetensi yang belum dan sudah dicapai. Ketiga, dapat memotivasi siswa SD IT salsabila untuk belajar lebih baik. Keempat, Memperbaiki strategi belajar.
Dan dalam penilaian sikap SD IT Salsabila menggunakan jurnal dan Pohon disiplin, dimana peserta yang datang lebih awal, mengumpulkan tugas benar cepat dan diawal berhak memasang nama pertama kali dipohon disiplin, sehingga dapat diketahui siapa siswa yang terakhir memasang nama.




[1] Musaheri, Pengantar Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),  hal. 19.
[2] http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/08710030-sukirman.ps
                [3] Rahamat Rahajo,Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Yogyakarta: Azzagrafika, 2013) hlm. 3.
                [4] UU No.20 Tahun 2003
                [5]Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia(Membedah Metode Dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi), (Yogyakarta: Penerbit Ar-Ruzz, 2006) , hlm. 5.
                [6] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 19.
                [7] Permendikbud No 67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD.
[8] Akh.Minhaji, Strategis for Social Research:The Methodological Imagination in Islamic Studies  (Yogyakarta: Suka Press,2009),  hlm.  28.
                [9]  Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif-kualitatif dan R&D( Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 15
                [10] Radjasa Mu’tasim, Metode Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner, cet. Ke-1 (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 219-223.
                [11]Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, cet. Ke-5(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.
                [12] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, cet. Ke 2(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 100.
                [13] Permendikbud No 54 Tahun 2013.
                [14]  Mangun Budianto, Ilmu pendidikan Islam (Yogyakarta: Griya Santri, 2010), hal. 61.
                [15] Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 32.
                [16] Nana Saodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek(Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 130.
                [17] Wuntat, “kurikulum salsabila”, dalam sdit-salpur.blogspot.com, diakses pada 18 Desember 2014.
                [18] hasil wawancara dengan bapak Musliman pada tanggal 18 Desember 2014
                [19] PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20
                [20] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 53.   
                [21] hasil wawancara dengan bapak Musliman pada tanggal 18 Desember 2014
                [22] hasil wawancara dengan bapak Musliman pada tanggal 18 Desember 2014
                [23] Permendikbud No 66 Tahun 2013.
                [24] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar