Rabu, 14 Januari 2015

makalah Karakter peduli



Nilai-Nilai Peduli dalam Pendidikan Islam
Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas :
               Mata Kuliah    : Pendidikan Nilai dan Karakter dalam Islam
               Dosen              : Prof. Dr. H. Maragustam, M.A.



Disusun Oleh:
Nur Rohmah Hayati, S.Pd.I
(1320411166)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014

PENDAHULUAN
            Keterbukaan informasi membuat berita sangat cepat dan mudah untuk diakses, ketika terjadi suatu bencana di belahan dunia manapun bisa dalam hitungan menit kita mengetahui informasinya.  Kepedulian kepada sosial sekitar dan sosial dunia tidak lagi terbatas waktu, seperti contoh tsunami aceh bukan hanya kepedulian warga Indonesia, tetapi kepedulian warga dunia. Banyak bantuan kepedulian dari berbagai negara untuk tsunami yang terjadi di Aceh, baik itu makanan, pendampingan psikologis, tentara atau militer.
             Menjadi warga negara yang baik dua hal yang paling menonjol. Yang pertama adalah peduli terhadap sesama manusia, dan yang kedua adalah satu orang dapat membuat perbedaan.[1] Dalam Ideologi negara Indonesia juga terdapat point-point kepedulian, entah itu berkaitan dengan negara kepada warga negaranya, ataupun sebaliknya. Peduli bisa dilakukan dalam banyak hal, seperti peduli pada nasib bangsa, peduli pendidikan, peduli kesehatan, peduli pada pemerataan kesejahteraa, dan lain-lain. Selain bidang sosial bidang lingkngan juga butuh kepedulian kita, comtoh :Kerusakan lingkungan seperti pembakaran hutan untuk lahan sawit yang menimbulkan polusi, banjir karena kurang resapan dan sampah. Pengetahuan, kepekaan dan aksi terhadap masalah-masalah untuk menyelesaikannya adalah salah satu wujud dari kepedulian. Mengingat pentingnya nilai kepedulian, maka dalam makalah ini akan menjelaskan tentang nilai kepedulian dalam pendidikan Islam, scara menanamkan kepedulian dan contoh kisah inspiratif tentang kepedulian.
PEMBAHASAN
A.      Hakikat Karakter Peduli.
       Karakter berasal dari kosa kata bahasa Inggris character yang artinya perilaku. Selain karakter kata lain yang berarti tingkah laku adalah attitude.[2] Dalam pembentukan kualitas manusia, peran karakter tidak dapat disisihkan. Sesngguhnya karakter inilah yang menempatkan baik dan tidaknya seseorang. Kata lain tentang karakter adalah budi pekerti. Edi setyawati menunjukkan lima jangkauan nilai budi pekerti, yaitu sikap perilaku dalam hubungan: pertama, dengan Tuhan. Kedua, dengan diri sendiri. Ketiga, dengan keluarga. Keempat, dengan masyarakat dan bangsa. Kelima, dengan alam semesta.[3] Posisi karakter bukan jadi pendamping kompetensi, melainkan jadi dasar, ruh, atau jiwanya.[4] Jadi dapat disimpulkan sangat penting karakter baik itu ada dalam pikiran, hati dan sikap seorang manusia.
        Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, gotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila.[5]Untuk mencapai tujuannya, pendidikan karakter menanamkan banyak nilai-nilai luhur diantaranya : Disiplin, bertanggung jawab, jujur, bersahaja, bekerja keras, setia, sabar, peduli dan lain-lain.
       Peduli dalam kamus umum bahasa Indonesia memiliki arti memperhatikan, mengindahkan, menghiraukan, mencampuri.[6] Peduli sendiri ada yang membaginya menjadi peduli sosial dan peduli lingkungan.
B.     Peduli sosial
      Peduli sendiri memiliki arti sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.[7] Peduli sosial menuntut kepekaan hati sesorang terhadap situasi disekitar.
      Pilar kepedulian dirumuskan didalam beberapa lembaga diantaranya Indonesia Heritage Foundation merumuskan Sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu:
a.         Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya.
b.         Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian.
c.         Kejujuran
d.        Hormat dan santun
e.         Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama.
f.          Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah.
g.         Keadilan dan kepemimpinan.
h.         Baik dan rendah hati.
i.           Toleransi, cinta damai dan persatuan.[8]
        Kemudian Character Counts di Amerika mengidentifikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar yaitu:
a.       Dapat dipercaya (trustworthiness)
b.      Rasa hormat dan perhatian (respect)
c.       Tanggung jawab (responsibility)
d.      Jujur (fairness)
e.       Peduli (caring)
f.       Kewarganegaraan (citizenship)
g.      Ketulusan(honesty)
h.      Berani (courage)
i.        Tekun (diligence)
j.        Integritas.[9]
          Nilai utama karakter bangsa Indonesia didefinisikan menjadi empat yaitu jujur, cerdas, tangguh dan peduli. Dan nilai-nilai tersebut jika diterjemahkan lebih lanjut menjadi :
a.         Olah Pikir
Cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi iptek, dan reflektif.
b.        Olah hati
Jujur, beriman, dan bertakwa, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa partriotik.
c.         Olah rasa/karsa
Peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras dan beretos kerja.
d.        Olah Raga
Tangguh, bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, dan gigih.[10]
            Agama Islam adalah Agama Rahmah. Adapun terkait dengan kepedulian, terdapat lima misi besar yaitu sebagai berikut :
a.         Islam menjadikan umatnya kaya akan ilmu.
b.         Islam menjadikan umatnya meraih prestasi unggul.
c.         Islam membangun tatanan sosial yang adil ditengah-tengah masyarakat manapun.
d.        Islam memberikan tuntunan tentang bagaimana kegiatan ritual seharusnya dilakukan oleh setiap muslim.
e.         Konsep amal shaleh. [11]
     Berkaitan dengan misi besar Islam, di dalam Islam sendiri memiliki ungkapan hablum minallah(hubungan umat dengan Allah) dan Hablum Minannas(hubungan sesama umat manusia). Konsep tersebut dapat digambarkan bahwa ibadah termasuk didalamnya sholat merupakan simbol kepedulian manusia terhadap hak-hak Allah yang ada padaNya, maka zakat merupakan symbol yang mempresentasikan wujud nyata kepedulian manusia terhadap sesama.[12] Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qs. Al Ma’un Ayat 1-7;
|M÷ƒuäur& Ï%©!$# Ü>Éjs3ムÉúïÏe$!$$Î/ ÇÊÈ   šÏ9ºxsù Ï%©!$# íßtƒ zOŠÏKuŠø9$# ÇËÈ   Ÿwur Ùçts 4n?tã ÏQ$yèsÛ ÈûüÅ3ó¡ÏJø9$# ÇÌÈ   ×@÷ƒuqsù šú,Íj#|ÁßJù=Ïj9 ÇÍÈ   tûïÏ%©!$# öNèd `tã öNÍkÍEŸx|¹ tbqèd$y ÇÎÈ   tûïÏ%©!$# öNèd šcrâä!#tãƒ ÇÏÈ   tbqãèuZôJtƒur tbqãã$yJø9$# ÇÐÈ  
1)      tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2)      Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3)      dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4)      Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5)      (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6)      orang-orang yang berbuat riya
7)       dan enggan (menolong dengan) barang berguna.[13]
      Islam memerintahkan setiap yang mampu bekerja agar bekerja dan berusaha mencari rizki untuk mencukupi kebutuhan diri serta keluarganya dan ikut bershadaqah dijalan Allah. Tidak semua orang lemah mempunyai saudara kaya untuk membiayainya, dan Islam tidak melupakan mereka yang fakir dan miskin.[14] Zakat merupakan wujud kepedulian agama Islam terhadap umatNya, bahkan zakat termasuk didalam Rukun Islam.  Dan anjuran zakat untuk kepedulian terhadap fakir miskin itu sendiri terdapat dalam firman Allah SWT dalam Qs. At Taubah ayat 60;
* $yJ¯RÎ) àM»s%y¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% Îûur É>$s%Ìh9$# tûüÏB̍»tóø9$#ur Îûur È@Î6y «!$# Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇÏÉÈ  
60) Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.[15]
       Tidak terbatas hanya zakat saja didalam Islam, kepedulian juga bisa dengan bershadaqah, menolong orang yang sedang sakit atau lemah, berinfak, memberi pekerjaan orang yang menganggur, dll.
C.     Peduli lingkungan 
      Lingkungan dalam Kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan.[16]Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.[17] Pentingnya peduli pada lingkungan bukan hanya untuk masa kini akan tetapi untuk masa depan bumi dan manusia seterusnya.
      Lingkungan terdiri dari sumber daya alam yang terbagi menjadi dua yaitu : Pertama, sumber alam biotik atau semua jenis tumbuhan dan hewan yang dapat diperbaharui. Kedua, sumber alam abiotik sumber alam yang tidak dapat diperbaharui lagi, seperti minyak, emas, aspal, dll.[18] Manusia dirinya tidak bisa terpisah dari lingkungan sosial dan fisiknya, hubungan timbal balik akan menumbuhkan harmonisasi atau keseimbangan dalam berkehidupan.
      Kebutuhan  manusia tampak terus meningkat karena adanya pertumbuhan penduduk yang pesat. Maka diharapkan manusia hendaklah menggunakan sumber alam yang ada pada lingkungan hidupnya serta menjaganya.[19] Tujuan Allah menciptakan bumi dan seisinya memang untuk manusia menjaganya, seperti dalam firman Allah:

ôs)s9ur öNà6»¨Z©3tB Îû ÇÚöF{$# $uZù=yèy_ur öNä3s9 $pkŽÏù |·ÍŠ»yètB 3 WxÎ=s% $¨B tbrãä3ô±s? ÇÊÉÈ  
10) Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.[20]
      Manusia dalam hal ini merupakan subjek penentu lingkungan, maka manusia perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: pertama, Keseimbangan ekologi dan sumber alam. Kedua, Kelangsungan dan kelestarian hidup manusia. Ketiga. Estetika, kenikmatan dan efisiensi kehidupan manusia. Keempat, Memanfaatkan kekayaan alam lingkungan untuk kesejahteraan hidup manusia. Kelima, Melestarikan lingkungan sehingga kemanfaatannya dapat dimanfaatkan manusia berikutnya.[21]
     Terjadinya banjir, tanah longsor, polusi udara menjadi bukti bahwa manusia tidaklah arif dalam memanfaatkan karunia alam yang Allah berikan. Sehingga Allah berfirman agar manusia memperbaikinya yaitu:
tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ  
41) telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).[22]
      Konservasi adalah salah satu jalan yang dapat dilakukan manusia untuk memperbaiki alam.  Konservasi sendiri memiliki pengertian yaitu pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan.[23] Aspek-aspek yang ada didalam konservasi itu sendiri diantaranya: perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan secara berkelanjutan, restorasi, penguatan lingkungan alam.[24]
Tujuan konservasi itu sendiri adalah pertama, terwujudnya kelestarian sumber daya alam serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat mendukung upaya kesejahteraan dan mutu kehidupan. Kedua, pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang.[25] Dan terdapat beberapa manfaat dari konservasi diantaranya adalah :
a.              Wahana pengembangan ilmu pengetahuan.
b.              Media pendidikan.
c.              Hidrologis penyangga khidupan
d.             Menjaga iklim
e.              Menciptakan lingkungan sehat.[26]
            Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Bijak dengan sampah, reboisasi, menanam satu pohon di setiap hari ulang tahun juga bisa menjadi contoh baik dalam mengawali sikap kepedulian kita dengan lingkungan.
D.    Penanaman Nilai-Nilai Peduli Sosial dalam Pendidikan Islam
      Pendidikan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang  kepada orang lain untuk mengembangkan dan mengfungsionalkan rohani ( pikir, rasa , karsa , cipta dan budi nurani) manusia ; dan jasmani manusia (pancaindra dan ketrampilan ) agar meningkat wawasan pengetahuannya, bertambah terampil sebagai bekal keberlangsungan hidup dan kehidupannya, disertai akhlak mulia dan mandiri di tengah masyarakat.[27] Muhammad Athiyah Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam mempersiapkan manusia supaya hidup sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaanya, mahir dalam pekerjaannya, manis ttur katanya baik lisan maupun tulisannya.[28]
        Dalam dunia pendidikan hanya belajar tentang nilai rasa peduli memang bisa meningkatkan pengetahuan moral siswa. Tetapi ini tidak cukup untuk membangun komitmen pribadi terhadap nilai tersebut , keyakinan bahwa mereka bisa menyumbangkan bantuan, atau ketrampilan yang dibutuhkan untuk bisa  membantu secara efektif diperlukan agar mereka yakin. Untuk menumbuhkan kepedulian, sama seperti kualitas moral lainnya, dibutuhkan pendekatan learning by doing (belajar dengan melakukan) yang dapat membangun ketiga aspek yakni: pemahaman, perasaan dan tindakan.[29]
        Penanaman nilai kepedulian terdapat tiga komponen karakter yaitu pertama, moral knowing yang terdiri dari : moral awareness (kesadaran moral), knowing moral values (mengetahui nilai-nilai moral), perspective taking (penentuan sudut pandang), moral reasoning (logika moral), decision making (keberanian mengambil menentkan sikap), dan self knowledge (pengenalan diri). Kedua, moral feeling atau aspek yang harus ditanamkan kepada siswa, yakni: conscience (nurani), self esteem (percaya diri), empathy (merasakan penderitaan orang lain), loving the good (mencintai kebenaran), self control (mampu mengontrol diri), dan humility (kerendahan hati). Ketiga, moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral diwujudkan menjadi tindakan nyata.[30]
        Sekolah dapat menumbuhkan sikap peduli dan kewarganegaraan aktif siswa sampai keluar kelas jika:
a.       Menjadikan siswa menyadari kebutuhan dan penderitaan orang lain di negara mereka sendiri dan di seluruh dunia.
b.      Memberikan contoh-contoh kelompok yang bekerja dengan efektif untuk membantu orang miskin dan tertekan.
c.       Memberikan model-model peran yang menginspirasi, tentang orang-orang yang membantu orang lain dalam masyarakat mereka.
d.      Memberikan model-model peran positif.
e.       Member siswa kesempatan untuk melakukan pelayanan sekolah, khususnya dalam bentuk hubungan tatap muka seperti sahabat kelas dan bimbingan lintas usia.
f.       Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam pelayanan masyarakat. [31]
       Perkembangan minat dan kepedulian siswa terhadap nilai dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.       Tahap mitos (5-10 Tahun)
Memiliki kharakteristik : anak belajar melalui cara bermain dan bercerita. mereka bahagia bermain dengan obyek mainan yang melibatkan perasaan mereka. Pada tahap ini nilai-moral merupakan perhatian pertama yang dibedakan secara hitam-putih seperti baik dan jelek, sayang dan benci, suka dan tidak suka, dsb.
b.      Tahap Romantis (8-15 tahun)
Pada rentang usia ini anak berharap banyak terhadap informasi yang dapat memberikan uraian tentang manusia, semangat hidup, petualangan, perkembangan teknologi, olahraga, sampai pada wilayah persoalan yang asing bagi dirinya.
c.       Tahap filosofis (14-20 tahun)
            Tahap ini didominasi oleh keinginan remaja untuk menyederhanakan urutan pengalaman melalui pengambilan kesimpulan .Pada tahap ini pula biasanya anak merasa frustasi apabila ada perlakuan-perlakuan khusus atau pertentangan-pertentangan.
d.      Tahap Ironis (20 ke atas)
Pada tahap ini remaja akhir atau orang dewasa mencoba untuk mencari-cari kesimpulan-kesimpulan yang lebih jelas berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Pada tahap ini anak remaja akhir atau orang dewasa tidak merasa frustasi dengan adanya sesuatu yang bertentangan dan berlawanan.[32]
      Sedangkan dalam penerapan pendidikan karakter dalam dunia Pendidikan Islam  itu sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam tahapan pendidikan karakter seperti berikut :
a.       Tauhid (dimulai usia 0-2 tahun)
b.      Adab (5-6 tahun)
c.       tanggung jawab diri (7-8 tahun)
d.      Caring- Peduli (9-10 tahun)
e.       Kemandirian (11-12 tahun)
f.       Bermasyarakat (13 tahun >).[33]
Diharapkan dengan mengetahui tahapan dan klasifikasi pendidikan karakter, guru dapat lebih maksimal dalam mengaplikasikan pengetahuannya tentang sehingga pendidikan karakter peduli dapat lebih maksimal tertanam dalam diri siswa.
E.     Contoh Kisah Tentang Kepedulian
1.      Kisah Ali bin Abi Thalib
         Suatu hari Ali bin Abi Thalib bertanya pada Istrinya Fatimah, apakah ada persediaan makanan untuk hari ini. Namun ternyata tidak sedikitpun persediaan makanan untuk hari itu, baik untuk dirinya maupun keluarga dan anak-anaknya. Sehingga Ali keluar rumah untuk meminjam uang satu dirham kemudian berangkat ke pasar untuk membeli suatu makanan. Namun disana ia bertemu sahabat Miqdad yang ternyata juga membutuhkan uang untuk makan keluarganya. Sehingga uang satu dirhampun berpindah tangan dan dengan tangan kosong akhirnya Ali hendak pulang kembali kerumahnya. Ditengah perjalanan Ali bertemu dengan Rosulullah yang menanyakan apakah dirumah Ali ada makanan yang bisa dinikmati bersama. Tentu Ali tersentak kaget. Ia tidak dapat memberikan jawaban karena malu kepada Rosulullah. Sesampainya dirumah ternyata Fatimah telah menyiapkan masakan dengan aroma yang sangat lezat. Sontak Ali kaget karena pada saat meninggalkan rumah tidak ada persediaan apapun untuk dimakan. Lalu Ali bertanya kepada Fatimah tentang dari mana datangnya semua makanan ini? Ketika itu Rosulullah meletakkan telapak tangannya ke pundak Ali sembari mengguncang-guncangkan pundaknya dan berkata “wahai Ali inilah pahala dinarmu, inilah balasan dinarmu. Dari sisi Allah yang member rizki , kepada siapa saja yang dikehendaki.[34]
ã@sWtBur tûïÏ%©!$# šcqà)ÏÿYムãNßgs9ºuqøBr& uä!$tóÏGö/$# ÅV$|ÊötB «!$# $\GÎ7ø[s?ur ô`ÏiB öNÎgÅ¡àÿRr& È@sVyJx. ¥p¨Yy_ >ouqö/tÎ/ $ygt/$|¹r& ×@Î/#ur ôMs?$t«sù $ygn=à2é& Éú÷üxÿ÷èÅÊ bÎ*sù öN©9 $pkö:ÅÁム×@Î/#ur @@sÜsù 3 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÅÁt/ ÇËÏÎÈ  
265) dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.[35]
2.  Gandum dari Khaibar yang Dibagikan oleh Muhammad Kepada Para Istriny.
       Ibnu Ishaq berkata: Rosul membagikan seratus delapan puluh wasaq gandum kepada para Istrinya, sedangkan untuk Fatimah  binti Rosulullah sebanyak 85 wasaq, Usamah bin Zaid empat puluh wasaq, Al-Miqdad bin Al Aswad lima belas wasaq, Ummu Rumaitsah lima wasaq. Pembagian ini disaksikan oleh Usman bin Affan dan ditulis oleh Al-Abbas.
       Ibnu Ishaq berkata: Shalih bin Kaisan meriwayatkan kepadaku dari Ibnu Syihab Az-Zuhri dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah  bin Mas’ud, ia berkata: Rosulullah mewasiatkan tiga hal sebelum wafatnya; orang-orang Rahawiyin diberi seratus wasaq gandum Khaibar, orang-orang Ad-Dariyyin  diberi seratus wasaq gandum Khaibar, orang-orang As-Sibaiyyin diberi seratus wasaq gandum Khaibar, orang-orang Al-Asy’ariyyin diberi seratus wasaq gandum Khaibar, dan mewasiatkan untuk tetap melaksanakan pengiriman pasukan Usamah bin Zaid, dan wasiat ketiga agar tidak boleh ada lagi dua agama di Jazirah Arab.[36]
šúïÏ%©!$# šcqà)ÏÿYムOßgs9ºuqøBr& È@øŠ©9$$Î/ Í$yg¨Z9$#ur #vÅ ZpuŠÏRŸxtãur óOßgn=sù öNèdãô_r& yYÏã öNÎgÎn/u Ÿwur êöqyz óOÎgøn=tæ Ÿwur öNèd šcqçRtóstƒ ÇËÐÍÈ  
274) orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.[37]
3.  Bill Gates Peduli Kesehatan Indonesia
       Jakarta, 5 April -  Menko Kesra HR. Agung Laksono menerima Orang terkaya di dunia Bill Gates hari ini Sabtu (5/4/2014) siang mengunjungi Indonesia untuk meluncurkan The Indonesia Health Fund bersama sejumlah pengusaha nasional. Dalam acara tersebut, Bill Gates sebagai pemilik dari Bill & Melinda Gates turut mendonasikan dananya sebesar US$ 40 juta atau sekitar Rp 451,3 miliar.
       Dalam acara yang dilaksanakan di Hotel Sangrila Jakarta tersebut tampak  Menko Kesra didampingi  Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi. Selain itu juga didampingi penyelenggara dari Mayapada Group yaitu Tahir."Kami terima kasih kepada Mr Bill Gates yang telah berpartisipasi dan peduli terhadap masa depan orang-orang Indonesia," ungkap Menko Kesra, HR. Agung Laksono di Hotel Sangrila, Jakarta, Sabtu (5/4/2014) siang.
       Menko Kesra mengungkapkan dana yang terkumpul dari The Indonesian Health Fund tersebut nantinya akan digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yaitu malaria, TBC, HIV-AIDS, demam berdarah, dan Keluarga Berencana (KB)."Kami tahu, beberapa permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini seperti yang saya sebutkan masih sangat tinggi, untuk itu saya sekali lagi berterimakasih," tegasnya.
       Tidak hanya Bill Gates, The Indonesia Health Fund juga menggandeng delapan investor dan filatropis lokal untuk berpartisipasi dalam tujuan soasial ini. Masing-masing pengusaha nasional ini akan menyumbang US$ 5 juta atau sekitar Rp 50 miliar selama 5 tahun perjanjian kerjasama pembentukan Indonesia Health Fund ini.Maka total sumbangan dari pengusaha nasional adalah US$ 40 juta, Bill Gates menyumbang US$ 40 juta, sehingga jumlahnya US$80juta.
       Bill Gates Ajak Pengusaha Kaya Indonesia Jadi Filantropi. Kedatangan Gates untuk menggalang dana dan mengajak sejumlah pengusaha Indonesia untuk menjadi Filantropoi  untuk bersama sama pemberantasan penyakit ."Kami ingin menggerakkan filantropi di Indonesa."Tujuannya untuk menginspirasi lebih banyak pengusaha nasional untuk bisa bersama-sama peduli terhadap kesehatan di Indonesia melalui Indonesian Health Fund," kata Tahir. Menurut Tahir, bantuan ini akan seluruhnya disalurkan di Indonesia dan terfokus pada 5 problem kesehatan yaitu malaria, TBC, HIV-AIDS, demam berdarah,danKeluargaBerencana(KB).
       Tahun lalu, Tahir Foundation dan Bill & Melinda Gates Foundation sudah bekerjasama dalam mencegah dan menanggulangi penyakit menular. Tahir melalui Global Fund masing-masing telah mendonasikan sebesar US$ 103,5 juta sehingga terkumpul sebanyak US$ 207 juta.[38]
4   Mimpikan Bank Sampah Ada di Tiap Desa
       Kehidupan manusia memang tidak terlepas dari sampah. Apapun bentuk produksi manusia yang sudah tidak berguna, akhirnya menjadi sampah. Tetapi sampah dapat diolah menjadi sesuatu hal yang bermanfaat dan punya nilai ekonomis. Bahkan banyak kisah sukses dari individu yang bergelut dengan sampah ini. Bukan hanya kesejahteraannya yang meningkat, tetapi juga diantaranya menjadi jutawan karena sampah.
       Terdorong oleh adanya manfaat atau nilai lebih dari barang yang tidak berguna, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophana memprakarsai pembuatan "Bank Sampah". Prakarsa ini terwujud dengan dibangunnya bank sampah di Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu.
       Bupati Indramayu Hj. Anna Sophana menengarai, pertambahan penduduk yang tidak terkendali  dan perubahan pola konsumsi masyarakat telah menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. "Hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan dalam penanganan sampah, dan kalau salah penanganan tentu berbahaya," ujarnya.
       Bupati menilai, pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sementara di sisi lain, lanjutnya, lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945."Oleh karena itu, pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar dapat memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya," kata orang nomor satu Indramayu itu.Namun Bupati Hj. Anna mengakui, menumbuhkan kesadaran kepada semua pihak untuk peduli pada sampah, bukanlah perkara mudah. "Pengelolaan sampah memerlukan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, swasta serta dunia usaha," tandasnya.
      Menyitir Undang-Undang No. 18/2008 tentang pengelolaan sampah, Bupati mengatakan, pemerintah bertugas menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dengan demikian, imbuhnya, pemerintah bertindak menjadi fasilitator, motivator, juga inspirator.Dijelaskan, salah satu strategi dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat adalah melalui bank sampah. "Bank sampah ini pada prinsipnya merupakan upaya mengajak masyarakat untuk memilah-milah sampah agar bisa dimanfaatkan lagi melalui proses daur ulang atau proses lainnya," jelasnya.
       Dikatakan, bank sampah memiliki banyak manfaat. Selain tidak merusak lingkungan, keberadaan bank sampah menjadi nilai ekonomi karena dapat memberi tambahan pendapatan bagi masyarakat yang mau berjibaku dengan sampah.
       Bupati mengakui, saat ini Pemkab Indramayu baru memiliki satu bank sampah yang sesuai dengan standar pengolahan sampah. Namun ia berangan-angan ke depan di tiap kecamatan minimal ada satu bank sampah, sehingga sampah-sampah itu tidak berserakan di mana-mana mencemari dan mengotori lingkungan."Saya bermimpi suatu saat di Indramayu minimal di tiap kecamatan memiliki satu bank sampah, sehingga keberadaan sampah tidak mengganggu lingkungan, bahkan dapat dioptimalkan menjadi nilai ekonomis dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang dapat menjadi tambahan pendapatan bagi mereka," ujarnya.[39]
F.     Penutup
       Nilai kepedulian adalah nilai yang harus dimiliki didalam diri seorang manusia, baik dalam pikiran, hati, dan diwujudkan sikapnya. Kepedulian kita sangat berarti bagi sesama manusia, negara dan masa depan kita.  Menjadi orang penting itu baik, tetapi lebih penting menjadi orang baik.


DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo           Persada, 2013
Ishaq, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Akbar Media, 2013.
Juwariyah. Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi’I dan Ahmad Syauqi.          Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008.
Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa             Menjadi Pintar dan Baik, Bandung: Nusa Media, 2013.
Majid, Abdul. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Remaja      Rosdakarya, 2012
Mulyana, Rohmat. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta,          2011.
Musaheri.  Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Muslich, Mansur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Multidimensional.     Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Naim, Ngainun Character Building. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Narwati, Sri. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia, 2011.
Penyusun, Tim. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa DEPDIKNAS, 2008.
Poerwadarminta,WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai P          ustaka, 1976.
Qardhawi, Yusuf. Shadaqah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Sumatera: Kalam Mulia, 1994.
Shaleh, Muwafik. Membangun Karakter dengan Hati Nurani. Jakarta: Erlangga,    2012.
Sudewo, Erie. Character Building . Jakarta: Republika Penerbit, 2011.
Suprayogo,Imam. Pengembangan Pendidikan Karakter. Malang: UIN-Maliki        Press, 2013.
Udin S Winata Putra, “Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Kualitas            Generasi Emas: Konteks Sistemik Kurikulum 2013, paper      dipresentasikan dalam acara Seminar Nasional Pendidikan Karakter             Sebagai Tonggak Eksistensi Bangsa Menuju Indonesia Emas di Ruang        Sidang Utama Rektorat UNY, tanggal 27- April 2014.







                [1] Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik  Siswa  MenjadiPintar dan Baik (Bandung: Nusa Media, 2013), hlm. 388.
                [2] Erie Sudewo, Character Building (Jakarta: Republika Penerbit, 2011), hlm. 13.
                [3] Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 55.
                [4] Ibid.
                [5] Sri Narwati, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Familia, 2011), hlm. 16.
                [6] WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976),  hlm. 722.
                [7] Sri Narwati, Pendidikan Karakter…, hlm. 30.
                [8] Ibid, hlm. 25.
                [9] Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 43.
                [10] Udin S Winata Putra, “Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Kualitas Generasi Emas: Konteks Sistemik Kurikulum 2013, paper dipresentasikan dalam acara Seminar Nasional Pendidikan Karakter Sebagai Tonggak Eksistensi Bangsa Menuju Indonesia Emas di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, tanggal 27- April 2014,  hlm. 3.
                [11] Imam Suprayogo, Pengembangan Pendidikan Karakter (Malang: UIN-Maliki               Press, 2013), hlm. 22-25.
                [12] Juwariyah,  Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi’I dan Ahmad Syauqi (Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 199-200.
                [13] Qs. Al-Ma’un Ayat : 1-7.
                [14] Yusuf Qardhawi, Shadaqah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 83-84.
                [15] Qs At Taubah Ayat 60.
                [16] Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa DEPDIKNAS, 2008), hlm. 865.
                [17] Ibid.
                [18] Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm. 80.
                [19] Ibid., hlm. 80.
                [20] Qs Al A’raf ayat 10.
                [21] Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup…,  hlm. 87.
                [22]Qs. Ar-Ruum ayat 41.
                [23] Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia…, hlm. 749.
                [24] Ngainun Naim, Character Building (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 201-202.
                [25] Ibid., hlm. 202-203.
                [26]Ibid., hlm. 203.
[27] Musaheri, Pengantar Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),  hlm. 19.
                [28]  Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Sumatera: Kalam Mulia, 1994), hlm. 3.
                [29] Thomas Lickona, Pendidikan Karakter…, hlm.  398.
                [30] Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Multidimensional (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 133-134.
                [31] Thomas Lickona, Pendidikan Karakter…, hlm. 407.
                [32] Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 130.
                [33] Ibid.
                [34] Muwafik Shaleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani (Jakarta: Erlangga,           2012), hlm. 224.
                [35] Qs. Al Baqarah ayat 265.
                [36] Ibnu Ishaq, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Akbar Media, 2013), hlm. 615.
                [37] Qs. Al-Baqarah Ayat 274.
                [38]Editor, “Menko Kesra Berterima Kasih kepada Bill Gates yang Sumbang Rp.451,3 M Buat RI atasi penyakit”, dalam  www.menkokesra.go.id , diakses pada tanggal 25 April 2014
                [39] Deni, “Bupati Mimpikan Bank Sampah Ada di Tiap Desa”, dalam Www.Indramayukab.Go.Id diakses pada tanggal 28-April-2014.